TAU TAA WANA : Perlakuan pemerintah RI kepada Suku Taa


Suku Taa adalah penduduk asli Kota Ampana, Sulawesi dan hidup menetap disuatu wilayah yaitu di wilayah Bongka dan Ampana.


SUKU TAA DI ZAMAN KERAJAAN TOJO TAHUN 1770



Pada awalnya Bahasa yang digunakan oleh Suku Ta'a (Taa) dinamakan Bahasa Bare'e,

Tetapi seiring perkembangan jaman dan dengan dibimbing oleh Pihak Kerajaan Tojo yang menaungi Suku Bare'e yaitu diwilayah To Lalaeo, Lage Marompa, dan To Tora'u, serta wilayah Suku Ta'a di wilayah To Rato Bongka, maka bahasanya Suku Ta'a dinamakan Bahasa Ta'a dan bahasa yang digunakan oleh Suku Bare'e tetap Bahasa Bare'e.

Suku Ta'a pada tahun 1919 pernah mengangkat Tandjumbulu sebagai Kepala Suku Ta'a dan kemudian pada tahun 1926, Tandjumbulu menjadi Raja Tojo menggantikan Muslaini melalui pemilihan Raja, dan orang gorontalo atau juga Suku Taa adalah sudah menjadi ciri khas penduduk yang tinggal di Ampana meskipun suku asli penduduk Ampana adalah Suku Ta'a dan Suku Bare'e.

Suku Ta'a adalah penduduk asli ampana bersama dengan Suku Bare'e dan Gorontalo, atau di Kota Ampana disebut juga dengan singkatan "prokem" yaitu BATAGOR = BARE'E, TA'A, GORONTALO, dan Suku Taa hidup menetap disuatu wilayah yaitu di wilayah Bongka dan Ampana

Bukti Kerajaan Tojo sampai di Pati-pati adalah seperti halnya Ampana yang menjadi Ibukota Kerajaan Tojo sejak tahun 1929 yaitu banyaknya orang gorontalo dan Suku Taa (Suku Ta'a) yang tinggal dari Nuhon sampai Bualemo (Boalemo).
SUKU PAMONA BUKAN SUKU BARE'E KARENA TIDAK MUNGKIN SATU SUKU DIKUASAI DUA KERAJAAN, APALAGI SUKU PAMONA BERBAHASA TA'A, TETAPI DI LUWU TIMUR BAHASA TA'A DISEBUT BAHASA BARE'E.



SUKU TAA DI ZAMAN SETELAH INDONESIA MERDEKA TAHUN 1945



Setelah Kerajaan Tojo mempercayakan wilayahnya kepada negara Republik Indonesia tahun 1951 dengan Rajanya yang terakhir, YAITU MUSLAINI,

Suku Taa ditelantarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, dan Suku Taa yang mulanya berbeda dengan Suku Wana,  kedua suku tersebut disatukan dengan istilah TAU TAA WANA.

DAN DARI BEBERAPA ARTIKEL WEBSITE TERBUKTI, PERLAKUAN PEMERINTAH RI TERHADAP SUKU TAA', DEMIKIAN BEBERAPA ARTIKEL TERSEBUT :


ORANG TAA'


Orang Taa’ sebutan bagi Tau Taa’ Wana yang berarti orang  yang tinggal di hutan, yaitu komunitas di pedalaman wilayah pegunungan Sulawesi Tengah. Suku ini berkomunikasi dalam Bahasa Taa’. Mereka bermukim di pegunungan-pengunungan sepanjang Kabupaten Morowali Utara, Kabupaten Banggai, dan Kabupaten Tojo Una-una, Provinsi Sulawesi Tengah.

Sebagaimana suku pedalaman di belahan bumi Indonesia yang lain, Orang Taa’ cenderung menutup diri dari pengaruh luar, hidup berpindah-pindah, dan menganut keyakinan animisme. Orang Taa’ hidup dalam kelompok-kelompok kecil dari satu garis keturunan, dan perkembangan jumlah kelompok hanya terjadi disebabkan karena kelahiran atau perpindahan antar  kelompok karena sebab perkawinan.

Dari gaya hidup mereka, Orang Taa’bisa dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu kelompok Orang Taa’ primitif,  yakni mereka yang hidup nomaden bergantung pada alam, berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, serta kelompok-kelompok Orang Taa’ yang sudah mau berinteraksi dengan dunia luar. Kelompok ini memiliki tempat bermukim yang tetap, namun cara berkebun kelompok ini juga masih berpindah-pindah lalu pada saat-saat tertentu mereka kembali dan menetap di dusun masing-masing.



SUKU TAA ATAU TAU TAA WANA



Mereka adalah penduduk Suku Wana (Tau Taa Wana) yang hidupnya di hutan, berumah papan tanpa dinding, dan kehidupannya jauh dari kata modern. Monyet, tikus, dan rupa2 hewan dan tumbuhan hutan menjadi santapan sehari-hari. Bahkan di kawasan lebih pelosok, masih banyak penduduk yang kehidupannya lebih primitif lagi. Dengan upaya yang tak kenal lelah dari para Ustadz dan Ustadzah yang menebarkan dakwah hingga pelosok Morowali, perlahan namun pasti banyak penduduk Suku Wana yang tertarik dan memutuskan untuk bersyahadat. 25 orang penduduk bersyahadat pada tanggal 18 Desember 2017. Demi Dzat Yang Maha Membolak-balikkan hati, saat para Mualaf diundang untuk pembekalan KeIslaman di Pondok Pesantren Darul Hikmah asuhan Ustadz Muadz di Boyou-Luwuk, rupanya bertambah menjadi dua kali lipat jumlah yang mau mengikrarkan syahadat. 




Suku Wana, Suku Pedalaman Hutan Morowali Sulawesi Tengah


Oleh Indra J Mae September 01, 2016
Suku Wana sering disebut juga dengan Tau Taa Wana yang berarti "orang yang tinggal di hutan". Namun mereka juga suka menyebut diri sebagai Tau Taa, atau "orang Taa". Suku Wana berbicara dalam bahasa Taa.
Suku Wana atau suku To Wana ini termasuk suku tertua di Sulawesi, diduga termasuk salah satu suku pertama yang menghuni daratan Sulawesi, yang telah ada di Sulawesi sejak 8000 tahun yang lalu pada zaman Mezolithicum. Sebelum sekarang mendiami kawasan Pegunungan Tokala, nenek moyang orang Wana berasal dari sekitar Teluk Bone.
Suku Wana adalah penduduk asli di kawasan Wana Bulang yang berada di wilayah kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Pemukiman mereka pada umumnya ditemukan berada di kecamatan Mamosolato, Petasia, dan Soyojaya, dan tedapat juga di wilayah pedalaman di kabupaten Luwuk Banggai. Mereka hidup dari hasil hutan, ladang berpindah-pindah dan berburu.
Populasi suku Wana ini diperkirakan hanya 400 orang saja.





Dihimpun dari berbagai sumber 2020.
_____________________
______________

Komentar

Postingan Populer